Wednesday, June 18, 2014

Aa Gym, Ulama Yang "Membumi" dan Pengusaha "Islami"


Sosok kyai muda ini pernah menjadi fenomena tersendiri di tengah masyarakat Indonesia. Mulai dari isi ceramahnya yang memang ”membumi”, kisah suksesnya menjadi pengusaha ”islami”, maupun kisah kontroversinya masalah poligami. Tapi dibalik itu semua, Abdullah Gymnastiar atau lebih akrab dipanggil Aa Gym, merupakan sosok yang patut diteladani, baik sebagai seorang Kyai (pimpinan pesantren Daarut Tauhid Bandung), pengusaha, maupun tokoh masyarakat Bandung yang banyak menginspirasi banyak orang.

KH. Abdullah Gymnastiar

Aa Gym yang bernama asli Yan Gymnastiar, lahir di Bandung, 30 Februari 1962 silam. Sebagai salah satu anak dari empat bersaudara dan anak dari seorang  perwira Angkatan Darat, ia dibesarkan dalam keluarga yang dikenal religius dan disiplin.

Pendidikan formal Aa Gym bisa dikatakan biasa saja jika melihat karirnya sekarang ini. Diawali dari SDN Sukarasa III Bandung, SMPN 12 Bandung, SMAN 5 Bandung, kemudian dilanjutkan dengan kuliah program D3 di Fakultas Ekonomi di Pendidikan Ahli Administrasi Perusahaan (PAAP) Unpad (walaupun hanya menyelesaikan selama satu tahun), dan terakhir di Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani (kini Universitas Ahmad Yani atau UNJANI) hingga sarjana muda, dan meraih gelar Bachelor of Electrical Engineering.

Dari prestasi akademik beliau juga masuk peringkat yang lumayan, misalnya saat dia sempat terpilih untuk mewakili kampusnya dalam pemilihan mahasiswa teladan, bahkan di rumahnya, berjejer pula piala dan penghargaan lain akibat prestasi Aa Gym waktu itu. Sebagai putera seorang tentara, dia juga pernah diamanahkan menjadi komandan resimen mahasiswa (menwa) Akademi Teknik Jenderal Ahmad Yani, sehingga melatih dia untuk mempunyai rasa percaya diri, hidup prihatin, pantang menyerah, dan kental dengan rasa kesetiakawanan.

Pada masa mudanya, selain menuntut ilmu dan aktif berorganisasi, Aa Gym juga memiliki kegemaran berdagang. Dialah yang mempelopori pembuatan stiker-stiker barsablon yang menunjukkan kekuatan dan keindahan Islam. Bahkan dikemudian hari, dia juga pernah berjualan koran, minyak wangi, bakso, buku-buku, handycraft, konveksi, batere dan film (pada saat acara wisuda), mengamen dan lain sebagainya. Bahkan dari hasilnya, ia sempat membeli 1 unit mobil angkutan kota (angkot) dan kadang-kadang dia yang menjadi supirnya.

Hingga suatu ketika, ada peristiwa dimana ia akhirnya menjadi seorang yang sangat religius. Bermula dari sebuah pengalaman langka bersama keluarganya. Mereka (Ibu, adik dan dirinya sendiri), secara bergiliran mimpi bertemu dengan Rasulullah SAW,sampai-sampai Aa Gym sulit melupakan kejadian itu.

Setelah peristiwa itu, Aa Gym mengalami guncangan batin, rasa takutnya akan perbuatan dosa membuat dia berperilaku aneh dimata orang lain, misalnya sering Aa Gym menangis ketika ada orang yang menyebut nama Allah, atau hatinya jengkel bila pagi tiba karena sedang asyik bertahajjud. Melihat tingkah lakunya ini, orang tuanya bahkan sempat menyarankan dirinya agar mengunjungi psikiater.

Setelah melalui berbagai proses, karena keterbatasan pengetahuan ilmu agama, akhirnya dia menemui beberapa orang ulama yang sangat memahami keadaannya. Ia pun belajar di berbagai pesantren diantaranya K.H Djunaedi di Garut dan K.H Khoer Affandi di tasikmalaya. Ia juga mendalami pemahaman spiritual ilmu Laduni (ilmu tanpa melalui proses belajar). Memang diakui oleh nya, hampir setiap hari dia dapat mengajar sekaligus belajar kepada banyak orang. Dia lebih sering menimba ilmu dari lingkungan sekitarnya, terutama kepada orang-orang yang dijumpainya. Dengan cara seperti itulah materi-materi yang disampaikan oleh Aa Gym bisa sesuai dengan kehidupan dan perkembangan masyarakat pada saat itu.

Ada juga kisah tentang adiknya bernama Agung Gunmartin, seorang yang cacat (lumpuh seluruh tubuhnya), tetapi tidak pernah mengeluh. Dia dianggap sebagai guru pertama dalam hal spiritual, karena dari dialah Aa Gym banyak mendapatkan pelajaran tentang hidup. Hingga adiknya itu meninggal dipangkuannya dan membuat perubahan-perubahan yang sangat berarti dalam diri Aa Gym selanjutnya.

Pada tahun 1987, ia bersama teman-temannya melalui lembaga Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW), merintis usaha wiraswasta pada bidang usaha kecil seperti pembuatan stiker, kaos, gantungan kunci, dan peralatan tulis kantor dengan slogan-slogan religius. Disamping itu, ia sudah memulai pengajian-pengajian kecil yang rutin di lingkungannya. Sebagian dari hasil usahanya itu bahkan di gunakan untuk menopang kegiatan pengajian nya itu. Pengajian di Geger Kalong itu pun masih belum terlalu ramai. 

Pada tahun 1988, AA Gym menikah dengan istri pertamanya Hj Ninih Muthmainnah atau dikenal juga dengan sebutan "Teh Ninih", cucu dari gurunya, dan dikaruniai tujuh orang anak, yakni Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fathimah, Ghaza Muhammad Al-Ghazali dan Gheriyya Rahima. Sesudah menikah, mereka tinggal di rumah orang tua Aa Gym di Kompleks Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Gegerkalong, Bandung.

Aa Gym Dan Teh Ninih

Sejak tahun 1989, wirausaha Aa Gym semakin hari semakin berkembang seiring dengan semakin banyaknya jama’ah ke pengajian rutin asuhannya. Hingga pada tanggal 4 september 1990 berdirilah Yayasan Daarut Tauhiid (DT), yang di pimpin langsung olehnya. Lokasi awal berada di rumah orang tua Aa Gym yang kemudian pindah ke Jalan Gegerkalong Girang 38,
yang awalnya hanyalah sebuah rumah kontrakan sederhana. 

Ide pembentukan Daarut Tauhid terilhami oleh keberhasilan gerakan Al-Arqom dari Malaysia yang sukses mengembangkan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari secara Islami. Dengan perbedaannya DT tidak bersifat eksklusif seperti Al-Arqom, tetapi terbuka untuk semua orang.

Perlahan tapi pasti,  Yayasan Daarut Tauhid milik Aa Gym pun berkembang pesat. Antara tahun 1993 – 2000an, kawasan sekitar Yayasan Daarut Tauhid di Jl Geger Kalong Bandung pun, berubah menjadi Sentra Pesantren Daarut Tauhid dan perusahaan Manajemen Qalbu.

Secara bertahap, diarea tersebut dibangunlah Mesjid, gedung permanen lantai empat, kantor yayasan, Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA), Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), ruang pertemuan, pondokan atau cottage Daarul Jannah dan lain-lain. Sebagai lahan usaha, dibangun pula ruang produksi konveksi, kantor Baitul Mal wat-Tamwil (BMT), swalayan dan mini market, penerbitan dan percetakan, warung telekomunikasi, dan lainnya. Dengan berkembangnya aktivitas perekonomian ini, aktivitas pendidikan Yayasan Daarut Tauhid pun berkembang dengan berbagai program, misalnya saja  program pendidikan santri beasiswa dan lain sebagainya.

Mesjid Daarut Tauhid setelah Beberapakali di Renovasi
 
Cottage Daarul Jannah

Bahkan kedepannya, Yayasan DT ini membangun pula sarana dakwah lainnya, seperti stasiun radio (MQ 102,7 FM), kantor situs-situs web, CV House and Building (HNB), PT MQs (Mutiata Qolbun Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah, Radio Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna. Seluruh aset ini diperkirakan bernilai 6 miliar rupiah.

Seiring waktu Daarut Tauhiid pun mengalami pertumbuhan yang pesat, dengan dibarengi aktivitas yang pesat pula. Dakwah Aa Gym bisa tersiarkan melalui media radio, radio internet, video streaming, twitter, facebook, youtube, sms Tauhiid dan media lainnya. tentu dengan adanya sarana ini dakwah Aa Gym bisa melintasi batas negara dan mencapai Jerman, Kanada, Malaysia, Jepang, dan China. 

Daarut Tauhid pada awalnya memang hanya dikenal sebagai ”bengkel” akhlak, namun seiring perjalanan DT juga menjadi semacam Management lifestyle yang banyak mengispirasi banyak perusahaan, diantaranya dengan kepercayaan untuk mengadakan pelatihan dan pendidikan manajemen untuk para eksekutif di PT Telkom, BNI, IPTN dan PT Kereta Api Indonesia. Sesuai visinya bahwa DT ingin membentuk SDM yang memiliki keunggulan dalam zikir, fikir dan ikhtiar, suatu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan.

Kyai Dan Pengusaha Sukses

Nama Aa Gym pun semakin hari semakin populer. Bukan sekedar karena kemajuan DT yang begitu pesat, juga sebagai seorang penceramah. Cara berdakwah Aa Gym memang unik. Ia mengenalkan cara berdakwah dengan gaya teatrikal dengan pesan-pesan dakwah Islami yang praktis dan umum diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Dengan konsep Manajemen Qalbu (MQ)-nya, dakwahnya pun kemudian menarik perhatian banyak orang. Apalagi semenjak tahun 2000, Aa Gym mulai tampil berdakwah di TV Nasional.

Isi Ceramah yang "Membumi"

Tahun 2000 - 2006, Aa Gym mungkin menjadi ustaz yang paling populer saat itu. Aa Gym tak ubahnya selebritis yang diburu kalangan infotainment. Dia naik pesawat tempur, menunggang kuda, menyelam dan naik motor besar. hampir setiap minggu tamu dari luar kota baik dari dalam negri hingga negri  jiran Malaysia, datang ke Daarut Tauhid. Era tahun 2000an, tak ada ulama yang bisa menandingi kepopuleran Aa Gym.

Di tengah kepopulerannya, muncul satu cobaan menerpa Aa Gym. Ketika pada tahun 2006, Aa Gym memutuskan menikah lagi dengan seorang janda cantik bernama Alfarini Eridani atau Teh Rini. Banyak pengagumnya yang kecewa, bahkan konon muncul gerakan memboikot MQ dan ceramah-ceramah Aa Gym. Kunjungan ke Daarut Tauhid terus berkurang drastis. Bertahun-tahun Aa Gym tidak pernah muncul di media. Namanya meredup di media. Tak ada kabar soal aktivitasnya selain soal permasalahan rumah tangganya. Pro dan kontra pun bermunculan.

Hingga pada Desember 2007, Aa Gym muncul untuk pertama kalinya pada acara wawancara Kick Andy di Metro TV setelah absen begitu lama. Dengan tenang dia menceritakan semua kisah hidupnya termasuk masalah poligami yang ramai dibicarakan masyarakat waktu itu. Dakwahnya pun berjalan terus. Para jamaahnya yang masih setia pun masih banyak jumlahnya. Acara Off-air pun masih padat jadwalnya.

Apapun itu, Aa Gym hanyalah seorang manusia biasa yang juga punya salah dan dosa. Tapi dibalik itu semua, banyak kisah menarik dan inspiratif yang diajarkan Aa Gym kepada masyarakat yang bisa menjadi pelajaran positif dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam banyak hal, mulai dari ia meniti karir hingga menjadi seperti sekarang ini.

Setia di Jalan Allah

“Bila kita berbuat baik dengan tulus, maka kita akan menikmati kebaikan kita tanpa pusingkan penilaian orang lain, bila beramal tak ikhlas niscaya akan banyak mengeluh dan kecewa”
Abdullah Gymnastiar





-Dari Berbagai Sumber

No comments:

Post a Comment