Tuesday, June 17, 2014

H. Isan, (Konon) Penemu Sejarah Batagor di Bandung


Sekitar tahun 1950an, seorang pemuda  asal Purwokerto  Jawa Tengah, bernama Isan, mengadu nasib ke kota Bandung untuk mencari pekerjaan. Ternyata mencari pekerjaan di kota Bandung tidaklah mudah, sementara dia menyadari bahwa dirinya tidak memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan apapun yang memadai. Ia sempat “kesana kemari” selama tiga bulan tanpa ada yang mau menerimanya bekerja.


Seperti orang jawa pada umumnya yang merantau di kota Bandung, Isan pun akhirnya memutuskan untuk berjualan baso kukus keliling dari gang ke gang dengan cara dipikul. Semua dilakukannya agar ia tidak menganggur dan mendapatkan penghasilan selama ia di Bandung.

Hingga suatu hari, dagangannya tidak habis, dan jelas baso tidak bisa dijual buat keesokan harinya, karena pasti akan basi. Dibuang sayang, akhirnya saat itu Isan berpikir praktis saja, baso tahu kukus yang tidak habis itu segera ia goreng, hasil gorengannya kemudian ia bagi-bagikan secara cuma-cuma ke para tetangga dekat sekitar kontrakannya di Gang Situ Saeur, jalan Kopo, Bandung.

Kejadian tersebut bukan sekali dua kali, bahkan selama bertahun-tahun,  setiap kali dagangan baso nya gak habis, ia selalu menggorengnya dan membagikannya kepada para tetangga dekatnya. Hingga menjadi semacam tradisi, sampai akhirnya tanpa disadari, para tetangganya tersebut sudah mulai “kecanduan” baso goreng buatan isan.

Maka ketika dagangan baso kukusnya laris, teman dan para tetangganya kerap menanyakan baso tahu goreng yang biasanya ia bagi-bagikan itu. Di kemudian hari bahkan di antara mereka bermaksud membeli . Melihat antusiasme tersebut, Isan mulai mencoba menjajakan baso tahu yang telah digoreng bersama baso tahu yang biasa  ia jual. Di luar perkiraannya, ternyata peminatnya banyak, bahkan berdagang bakso tahu yang dogoreng lebih laku dari berjualan bakso saja.

Sejak itu pula Isan atau pun para tetangga menyebut baso tahu goreng bikinan Isan itu dengan sebutan “Batagor”, atau singkatan dari Baso Tahu Goreng. Akhirnya Isan lebih banyak mengembangkan Bakso Tahu yang digoreng, dengan memberikan aroma dan rasa ikan lebih kuat dan lebih banyak, dengan sambal khusus,

Pada tahun 1968, Isan pun mulai merintis menjual baso tahu kukus yang digoreng pada tahun 1968. Setelah beberapa lama, usahanya kian berkembang, pembeli dan pelanggan semakin banyak. Hingga pada akhirnya Isan mulai merasa kerepotan dalam hal proses pembuatannya yang dua tahap, yaitu membuat terlebih dahulu baso tahu kukus, baru kemudian menggorengnya.

Tehnik Adonan Batagor

Isan pun melakukan percobaan dan kemudian mengubah cara, yaitu dengan mematangkan tanpa dikukus terlebih dahulu, melainkan dari adonan mentahnya langsung digoreng. Teknik inilah yang kemudian (sampai saat ini) menjadi acuan umum pembuatan batagor dimanapun.

Sejak saat itu lah Isan mengalami peningkatan pelanggan. Hingga di awal tahun 80-an  ia menyewa sepetak lahan untuk berjualan agar tidak perlu berkeliling kampung lagi. Tahun 1985, warung di tempat kontrakannya dirasakan tak memadai lagi untuk bisa menampung pelanggan, Isan kemudian pindah ke jalan Bojongloa No. 38 yaitu ke sebuah rumah yang relatif lebih luas.

Usaha batagor Isan kian berkembang, dari hasil dagangnya antara lain ia berkesempatan dua kali ke tanah suci yaitu pada tahun 1991 dan 2003. Sepulang dari ibadah haji, merk dagangnya yang semula Batagor Isan diubah menjadi Batagor H. Isan, seperti yang kita kenal sekarang. H. Isan wafat pada tahun 2010 dalam usia 79 tahun, usaha dagannya diserahkan kepada salah satu keponakannya yaitu H. Suwarto karena H. Isan tidak memiliki anak kandung.

Bangunan Sederhana, Rasa Bintang Lima
Kini, warung batagor H.Isan yang berada di jalan Bojongloa No. 38 Bandung, masih tetap diminati para pelanggan setianya, dengan display yang masih tetap sederhana dan harga yang relatif murah dibandingkan batagor terkenal lainnya di kota Bandung.

Asli Made In Bandung
Bisa Buat Oleh-Oleh

"Batagor (akronim dari bakso tahu goreng) adalah makanan yang berasal dari kota Bandung dengan mengadaptasi gaya Tionghoa-Indonesia, dan kini sudah menyebar hampir di seluruh wilayah Indonesia"

-Wikipedia



Dari berbagai Sumber

No comments:

Post a Comment